Sunday, May 3, 2015

AYAT AL-QURAN TENTANG PAKAIAN. YANG BERKAITAN DENGAN PAKAIAN


Berbusana atau menutup aurat pada dasarnya merupakan hak manusia yang diaktualkan pada saat mereka memiliki kesadaran. Bahkan semenjak bapak kita yang pertama Adam AS telah memiliki pakaian untuk menutupi aurotnya, juga siti Hawa.

Namun di peradaban yang lain, ternyata masih ada golongan yang  belum mengenal pakaian, seperti di Athena kuno, sezaman dengan filosof termasyhur Plato, menurut sejarahwan ternyata mereka bersosialisasi tanpa menggunakan sehelai pakaian pun.
Dari fenomena ini kemudian timbul beberapa pertanyaan yang terkait, seperti apa makna pakaian itu sendiri, apa fungsinya, dan seperti apa pakaian yang dianjurkan dalam Alquran?.

Al A’raf:26
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat"

Kosa Kata
رِيْشَ = pakaian yang indah untuk perhiasa. Kata ini pada mulanya berarti bulu burung. Sebagaimana bulu pada burung menjadi hiasan baginya, begitu pula dengan kata risy pada ayat ini maksudnya adalah pakaian yang indah untuk hiasan.
قَبِيْلُهُ = pengikut-pengikutnya. Akar katanya adalah ق-ب-ل yang artinya sesuatu yang berhadp-hadapan.

Tafsir Ayat
Ayat ini menjelaskan dua fungsi pakaian, yaitu penutup aurat dan perhiasan. Sebagian ulama bahkan menyatakan bahwa ayat ini berbicara tentang fungsi ketiga pakaian, yaitu fungsi takwa. Dalam arti pakaian dapat menghindarkan terjerumus ke dalam bencana dan kesulitan, baik bencana duniawi dan ukhrawi.
لِبَاسُ التَّقْوَى (libasut taqwa) dibaca oleh imam nafi’ ibnu amir, al-kisa’i dan abu ja’far dengan nashab (dibaca libasa sehingga kedudukannya sebagai objek penderita). Ini berarti sama dengan pakaian-pakaian lain yang diciptakan, dan tentunya pakaian ini tidak berbentuk abstrak, melainkan konkrit. Takwa yang dimaksud adalah pemeliharaan, sehingga yang dimaksud pakaian takwa adalah pakaian berupa perisai yang digunakan dalam peperangan untuk memelihara dan menghindarkan pemakainya dari luka dan bencana.
Ada juga yang membaca libasu at-taqwa, sehingga katatersebut tidak berkedudukan sebagai objek. Namun salah satu makna yang dikandungnya adalah adanya pakaian bathin yang dapat menghindarkan seseorang dari bencana duniawi dan ukhrawi.


An-Nahl 81
 
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلالا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ كَذَلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ

"Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya)"

Tafsir ayat
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلالا
Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan
Menurut qatadah, makna yang dimaksud adalah pohon.
وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا
Dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung
Yaitu benteng-benteng dan tempat-tempat perlindungan. Seperti juga yang disebutkan dalam firman selanjutnya:
وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ
dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas.

Maksudnya adalah pakaian yang terbuat dari katun, kapas dan bulu.
وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ
dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan.
Pakaian jenis ini adalah seperti baju besi, tameng, dan lain sebagainya yang digunakan untuk melindungi diri dalam peperangan.
كَذَلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ
Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).
Artinya, demikianlah dia menjadikan bagi kalian apa yang dapat kalian jadikan sebagai sarana untuk urusan kalian, dan apa yang kalian perlukan agar hal tersebut dapat dijadikan sebagai sarana bagi kalian untuk mengerjakan ketaatan dan beribadah kepada-Nya.
لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ
Lafadz تُسْلِمُونَ menurut tafsir jumhur ulama, dibaca dengan huruf lam yang di-kasrah-kan, yang berasal dari kata إِسْلاَم. Abdullah Ibnul Mubarak dan Abbad ibnul Awam telah meriwayatkan dari Hnzalah as-Sadusi, dari Sahr ibnu Hausyab, dari ibnu Abbas, bahwa ibnu Abbas membacanya dengan huruf lam yang di-fathah-kan, yakni agar kalian selamat dari pelukan. Abu Ubaid al-Qasim ibnu Salam telah meriwayatkan asal ini dari Abbad. Ibnu Jarir mengetengahkannya dari dua jalur, dan ia menjawab qira’at ini.
Qatadah mengatakan bahwa surat ini dinamakan “surat an-Ni’am” karena beliau melihat dari firman-Nya كَذَلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ. Ata al-Khurrasani mengatakan, sesungguhnya al-Qur’an ini diturunkan hanya sebatas pengetahuan orang-orang Arab. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa tidakkah engkau melihat firman Allah Swt. berikut:
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلالا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا
Dan Allah menjadikan bagi kalian tempat barnaung dari apa yang telah diciptakan, dan dia jadikan bagi kalian tempat-tempat tinggal di gunung-gunung.
Padahal lembah atau daratan rendah yang diciptakan oleh Allah Swt. jauh lebih luas dan lebih besar daripada pegunungan. Dikatakan demikian karena mereka (orang-orang Arab) adalah orang-orang pegunungan.

Surat Al-A’raf ayat 31 – 32
 
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِي

قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ ۚ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

31. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
32. Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat.” Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.

Tafsir
Perintah makan dan minum, lagi tidak berlebih-lebihan, yakni tidak melampaui batas, merupakan tuntunan yang harus disesuaikan dengan kondisi setiap orang. Ini karena kadar tertentu yang dinilai cukup untuk seseorang, boleh jadi telah dinilai melampaui batas atau belum cukup buat orang lain. Atas dasar itu, kita dapat berkata bahwa penggalan ayat tersebut mengajarkan sikap proporsional dalam makan dan minum.


Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya yang dimaksud zinah dalam ayat ini ialah pakaian, yaitu pakaian yang menutup aurot, terbuat dari kain yang baik dan bahan lainnya yang dapat dijadikan pakaian. Mereka diperintahkan untuk memakai pakaiannya yang indah disetiap memasuki masjid.
Berdasarkan ayat ini dan hadis yang menerangkan hal yang semisal, disunahkan memakai pakaian yang indah disaat hendak melakukan salat, terlebih lagi salat jum’at dan shalat hari raya. Disunatkan pula memakai wewangian, karena wewangian termasuk ke dalam pengertian perhiasan. Juga disunahkan bersiwak, mengingat siwak merupakan kesempurnaan bagi hal tersebut.


Pakaian yang paling utama ialah yang berwarna putih, seperti yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Bahwa
Pakailah pakaian kalian yang berwarna putih, karena sesungguhnya pakaian putih adalah pakaian terbaik kalian, dan kafankanlah dengannya orang-orang mati kalian. Dan sesungguhnya sebaik-baik celak kalian memakai ismid, karena sesunnguhnya ismid itu dapat mencerahkan pandangan mata dan menumbuhkan rambut.

Kata Akhraja dikeluarkan dalam firman-Nya (اخرج لعبا ده), dipahami dalam arti dinampakkan olehNya dengan mengilhami manusia mendambakan keindahan, mengekspresikan dan menciptakan, kemudian menikmatinya, baik dalam rangka menutuoi apa yang buruk pada dirinya, maupun untuk menambah keindahannya. Keindahan adalah satu dari tiga hal yang yang mencerminkan ketinggian peradaban manusia. Mencari yang benar menciptakan ilmu, berbuat yang baik membuahkan etika, dan mengekspresikan yang indah melahirkan seni. Ketiga hal itu, ilmu, etika, dan seni adalah tiga pilar yang menghasilkan peradaban.    
  Bahwa yang dituntun untuk digunakan dari rezeki adalah yang baik-baik mengandung yang menggunakan apa yang sesuai dengan kondisi manusia, baik dalam kedudukannya sebagai jenis, maupun pribadi demi pribadi. Manusia sebagai satu jenis makhluk yang memiliki ciri-ciri tertentu jasmani maupun rohani, tentu saja mempunyai kebutuhan bagi kelanjutan dan kenyamanan hidupnya rohani dan jasmani. Karena itu tidak semua yang terhampar di bumi dapat dia makan atau gunakan. Ada  diantara yang terhampar itu, yang disiapkan Allah bukan untuk dia gunakan atau makan, tetapi untuk digunakan dan dimakan oleh jenis yang lain yang keberadaannya dibutuhkan manusia. Karbondioksida tidak dibutuhkan manusia tetapi ia diciptakan Allah karena dibutuhkan oleh tumbuhan demi kelangsungan hidup jenis itu, dan disisi lain tumbuhan tersebut dibutuhkan manusia. Oksigen dikeluarkan oleh tumbuhan, tetapi ia amat dibutuhkan oleh jenis manusia. Demikian terlihat, apa yang baik untuk satu jenis makhluk boleh jadi tidak baik untuk satu jenis makhluk boleh jadi tidak baik untuk jenis makhluk lain.



sumber: https://duniacemoro.wordpress.com/2013/05/16/tafsir-beberapa-ayat-alquran-tentang-pakaian/ 






Keyword suggestion:
al quran tentang pakaian, ayat al quran tentang pakaian, ayat al quran tentang pakaian wanita, al quran mengenai pakaian, al quran tentang pakaian, ayat al quran tentang pakaian, ayat al quran tentang pakaian wanita, al quran mengenai pakaian, ayat al quran tentang pakaian, ayat al quran tentang pakaian wanita, al quran tentang pakaian, al quran mengenai pakaian, isi kandungan surah al-a'raf ayat 31, kandungan surah al-a'raf ayat 31, makna surah al a'raf ayat 31, asbabun nuzul surat al a'raf ayat 31, asbabun nuzul surah al a'raf ayat 31, qur'an surat al a'raf ayat 31, tafsir qur'an surat al a'raf ayat 31, penjelasan surat al-a'raf ayat 31, surat al-a'raf ayat 31-32, tafsir surat al-a'raf ayat 31-32, tafsir surah al a raf ayat 31, terjemahan surah al-a'raf ayat 31-32, surah al a raf 7 ayat 31, tafsir surat an nahl ayat 81, tafsir surat an nahl ayat 80-81, isi kandungan surat al a'raf ayat 31, isi kandungan surat al-a'raf ayat 31-32, isi kandungan surah al-a'raf ayat 31, kandungan surah al-a'raf ayat 31, tafsir surat al a'raf 26, tafsir surat al a'raf ayat 26, tafsir surah al-a'raf ayat 26, surat al a raf 26, qs al a raf 26, kandungan surat al a'raf 26, arti surat al a'raf 26, terjemahan surat al a'raf 26, surat al a raf ayat 26, surat al a'raf ayat 26-27, surat al a'raf ayat 26 dan 31, kandungan surat al a'raf ayat 26, terjemahan surat al a'raf ayat 26, surah al-a'raf ayat 26-27

No comments:

Post a Comment